tubuh kokoh begitu rupa laksana pohon ribuan tahun cahaya
penampilan rupawan seperti arjuna digabung dengan rahwana
hitam kelam seperti gelapnya malam tanpa bintang
tabrak kanan kiri tak da beda
kaki-kaki mungil yang mampu menembus ribuan kilo hutan semak
bahu yang begitu kuat mengangkat berton-ton beban
rambut keriting seperti mi instan mentah siap saji
oh...inikah rupamu pemilik otak hibernasi
bukan gunung batu tapi tumpukan emas salju
bukan pula gelondongan kayu tapi batu bara kualitas satu
bukan pasir kuarsa tapi timbunan uranium yang begitu beda
bukan pula batu apung tapi tumpukan intan permata
itulah yang kau tinggali dan kau injak setiap hari
kau jelajahi dan kau polesi dengan sepenuh hati
wahai pemilik otak hibernasi
sungguh kasian kekayaanmu tak kau nikmati sendiri
disedot serta dirampok oleh kucing berdasi, kau tak peduli
dimakan dan ditelan makhuk2 serakah kau tak ambil pusing
dan yang paling parah kau biarkan mereka melahap jatah makan siangmu
yang tinggal sepiring untuk bekal esok hari
sungguh malang nasikmu, wahai sang pemilik otak hibernasi
bangkitlah kawan......pemilik otak hibernasi
musim dingin tlah lewat
dan kini musim semi telah datang menghampiri
saatnya kau bangun sendiri untuk menyongsong masa depan cerah
jangan kau toleh kebelakang akan masa yang telah lewat
tiada masa lalu yang layak tersisa disini
daun diptongki tengah menguji kelincahan anak2 yang sengaja membenamkan
daun topinong mengayun lembut dengan warna pelangi
butiran kabut telah menerawang indah
Ah sudahkan...goncang sekarang
sudah saatnya BANGUN....wahai otak hibernasi
@saat menggelorakan mimpi anak pedalaman
27 Oktober 2013
di bumi perantauan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar