Sabtu, 21 November 2015

Puisi : sampai ujung

aku akan terus melangkah
sampai sang maut menjemputku
aku akan terus melihat
sampai mata ini terpejam selamanya
aku akan terus bicara
sampai mulut ini diam dengan sendirinya
tanganku akan terus mengacung dan mengepal
sampai otot dan saraf ini berhenti, tak bergerak walau sejenak
ya..semua ini tentang sebuah pengabdian
sebuah rasa bernama keprihatinan
akan tangisan bunda pertiwi yang menyayat hati
menyaksikan putra putri bangsanya terkukung ketertinggalan
penerus negeri tersungkur dalam emosi sesaat
terbakar angan dan mimipi ilusi yang menipu
dan akhirnya membawa nusantara dalam lumpur kegelapan

mungkin aku hanya setitik air dalam lautan kehidupan
aku hanya satu orang dari jutaan ribu manusia yang hidup di Indonesia
aku hanya sebuah batu bata penyusun peradaban
aku hanyalah selangkah pemegang estafet masa depan
aku hanyalah sepotong puzzle yang merangkai cerita perubahan
ya hanya kecil

tapi aku juga punya hak untuk bicara
aku punya hak untuk berkarya
aku punya hak untuk menggores sebuah impian
aku berhak menghirup nafas kemerdekaan
aku berhak untuk melakukan semua
karena aku sudah punya titel bukti dari TuhanKu
bernama kehidupan

pun juga kau kawan
kau berhak untuk melakukan segalanya
kau berhak untuk mengecap rasa nya merdeka
jika lau kau tinggal di Papua
itu hanyalah tempat kaki berpijak dan mendulang nasi
kau  juga berhak meneroma kemajuan
kau berhak mendapakan keadilan
melakuakan sesuatu untuk merangkai mimpimu
menjemput asa yang mulai luruh tertelan kabut

kau punya hak
wahai bocah pedalaman papua


dalam kekososngan jiwa yangh lama membeku
sungguh aku bobrok oleh waktu
21.57 WIT
06022014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar