A. Konsep Kerjasama Internasional
Kerjasama Internasional
merupakan hubungan kerjasama yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang
bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Berdasarkan
bentuknya, pembagian kerja sama antar negara adalah sebagai berikut:
a. Kerjasama bilateral adalah suatu kerjasama
antara dua negara dalam bidang-bidang tertentu. Kerja sama
ini biasanya dalam
bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.
Contoh: kerja
sama antara Indonesia dengan Republik Korea dalam bidang ekonomi dan teknik
b. Kerjasama multilateral adalah
kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari dua negara atau beberapa negara.
Contoh: kerja sama Perserikatan Bangsa-Bangsa, WTO, Bank Dunia, ILO, WHO, dan UNDP.
c. Kerja sama
regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini tidak dapat dilepaskan dari persamaan lokasi, historis
geografis, teknik, sumber daya alam, dan pemasaran.
Contoh: ASEAN di wilayah Asia
Tenggara, APEC di wilayah Asia Pasifik, dan MEE di wilayah Eropa.
Adapun tujuan dilakukan
kerjasama internasional adalah untuk memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara,
mencukupi kebutuhan masyarakat masing-masing negara, menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh, menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan
menegakkan perdamaian dunia. Faktor penyebab terjadinya
kerjasama antar negara antara lain sebagai berikut:
§ Perbedaan sumber daya alam
§ Perbedaan iklim dan kesuburan
tanah
§ Perbedaan ilmu pengetahuan dan
teknologi
§ Perbedaan ideologi: perbedaan
ideologi dapat memicu konflik, oleh karenanya negara perlu melakukan kerjasama
dengan negara lain
B. Kerjasama Internasional Indonesia di Berbagai Bidang
Sebagai
negara berkembang, Indonesia banyak melakukan kerjasama internasional dalam berbagai bidang dengan banyak negara di
dunia. Kerjasama internasional sebagai suatu bentuk hubungan diplomatis antara
Indonesia dan negara-negara lain di berbagai bidang penting untuk menyokong
kepentingan rakyat. Selain itu, kerjasama yang bersifat mutualisme ini dapat
mempererat hubungan kedua negara. Sesungguhnya, Indonesia sudah memulai
kerjasama internasionalnya dengan negara-negara lain sesaat setelah proklamasi
kemerdekaan. Kerjasama internasional ini terutama dilakukan dengan
negara-negara sahabat. Hingga saat ini, Indonesia telah membangun berbagai
bentuk kerjasama internasional dengan 162 negara di lima benua di dunia ini. Berikut beberapa aspek kerjasama Indonesia dengan negara lain di dunia.
1) Politik
Kerjasama indonesia dalam
bidang politik banyak dijalin negara lain di dunia untuk sama-sama berperan
terhadap perkembangan isu global. Contoh kerjasama dalam bidang politik Hubungan bilateral RI – Iran
mengenai masalah gerakan separatis di Aceh dan Irian Jaya, Pemerintah Iran juga secara simpatik dan secara terbuka menyatakan dukungannya kepada
keutuhan integritas wilayah Indonesia.
Begitupun dalam masalah pertikaian antar umat Islam dan Kristen di Maluku, Iran
mendukung ketegasan sikap Indonesia
untuk menyelesaikan sendiri masalah itu dan menolak intervensi asing.
2) Ekonomi
Hubungan kerja sama
antarnegara di bidang ekonomi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk.
Berdasarkan jumlah negara yang mengadakan, kerja sama ekonomi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu kerja sama ekonomi bilateral dan kerja sama ekonomi
multilateral.
Contoh:
hubungan Indonesia – Inggris berjalan di sektor perekonomian dalam hal
koneksi dagang. Indonesia mengekspor migas ke Inggris karena Inggris tidak memiliki cadangan minyak
bumi. Bentuk
kerjasama Indonesia-Inggris di sektor perdagangan antara lain ekspor baja, karet alam,
mebel dari kayu ke Inggris. Sebaliknya Inggris mengekspor bahan pangan berupa
gandum, makanan olah lainnya, berbagai macam jenis mesin pabrik dan teknologi
IT ke Indonesia.
3) Pendidikan
Dalam bidang pendidikan,
kerjasama internasional Indonesia tercermin pada pertukaran pelajar dan
pemberian beasiswa terhadap pelajar asing dari kedua negara.
Contoh:
Hubungan Internasional di bidang pendidikan antara Indonesia
dengan Amerika yang sudah terjalin sejak tahun 1952. Bentuk dari kerjasama internasional ini adalah
masuknya program beasiswa Fulbright yang member beasiswa pada insane-insan
pendidikan Indonesia untuk mengecap pendidikan yang lebih tinggi di
universitas-universitas di Amerika Serikat. Selain itu, program
beasiswa Fulbright yang dilaksanakan oleh lembaga AMINEF (America Indonesia
Exchange Foundation) ini juga memiliki program kerjasama
internasional khusus untuk orang-orang papua terkait dengan berdirinya Freeport
di propinsi timur Indonesia tersebut.
4) Pertahanan
Indonesia dan Belanda
menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) mengenai
Kerja Sama terkait Bidang Pertahanan di Den Haag, Belanda. Beberapa kerja sama yang diatur dalam MoU itu
antara lain pelaksanaan dialog strategis di antara kedua negara, pertukaran
kunjungan, pertukaran teknologi, pemajuan pendidikan, kursus, dan latihan
terkait pertahanan serta upaya lain untuk menguatkan sumber daya manusia
lembaga pertahanan di kedua negara.
5) Kesehatan
Dalam bidang kesehatan
bentuk kerjasama internasional Indonesia dengan Negara sahabat terlihat pada
kerjasama Indonesia-Australia dalam bidang kesehatan lebih fokus terhadap pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di Papua, karena
penderitanya dari tahun ke tahun terus meningkat. Kerjasama dengan Malaysia meliputi Pengendalian penyakit menular, pengobatan tradisional
dan komplementer, pengawasan obat dan produk kosmetik, food safety and quality
control, peningkatan SDM
kesehatan, serta penelitian kesehatan.
6) Transportasi
Kerja sama bidang
transportasi sudah lama dijalin oleh Ri
dengan beberapa negara. Diantaranya RI-Belanda
yang selama ini dilakukan pada
sektor Perhubungan Darat, Perhubungan Laut, Perhubungan Udara serta Pendidikan
dan Pelatihan.
C. Bentuk
Hubungan Kerjasama Internasional Indonesia dengan Negara Sahabat
1. Kerjasama
Regional
a. ASEAN
Association
South of East Asian Nations (ASEAN) adalah organisasi bangsa-bangsa di kawasan
Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok atas
prakarsa Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Pendirian
ASEAN berdasarkan Deklarasi Bangkok. Tujuan utama ASEAN adalah mengadakan kerja
sama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya antarnegara anggota ASEAN. Kerja
sama ASEAN bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Kerja sama ASEAN mengarah perdagangan bebas pada tahun 2003 di kawasan Asia
Tenggara(ASEAN Free Trade Area/AFTA). Tujuan AFTA adalah meningkatkan
keunggulan kompetitif produkproduk ASEAN, serta mengurangi tarif guna
meningkatkan efisiensi produksi atas industri perdagangan. Pada tahun 2015
negara-negara anggota ASEAN menginginkan terbentuknya komunitas ekonomi.
Kesepakatan ini diharapkan membawa kawasan Asia Tenggara menuju pasar tunggal
dan basis produksi pada tahun 2015.
MEA adalah
bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagangan bebas
antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya
telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic
Community (AEC). para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan
Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan mengubah ASEAN menjadi daerah
dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan
aliran modal yang lebih bebas.
Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi
tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan
langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi;
mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi
pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan
mekanisme ASEAN, sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
b. APEC
Pada bulan November 1989 di
Canberra, Australia, kerja sama ini disebut Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) yang mencakup
Benua Asia, Australia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Tujuannya menjalin
kerja sama perdagangan, investasi, dan pariwisata; memperkuat perdagangan
multilateral bagi kepentingan Asia Pasifik serta negara-negara lain; mengurangi
hambatan perdagangan antarnegara; serta meningkatkan kualitas sumber daya
manusia guna mendorong pelaksanaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Pada
tanggal 5 November 1994 berlangsung KTT II APEC di Bogor, Indonesia yang
menghasilkan Deklarasi Bogor (Bogor Declaration). APEC mencanangkan perdagangan
bebas pada tahun 2010 untuk negara maju dan tahun 2020 untuk negara berkembang.
2. Kerjasama
Multilateral
a. PBB
(perserikatan Bangsa-bangsa)
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945
untuk mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa.
PBB terdiri dari enam organ utama, yaitu Majelis Umum (dewan musyawarah utama), Dewan Keamanan (dewan yang membuat beberapa resolusi
mengikat mengenai perdamaian, dan keamanan), Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) (dewan yang mendorong kerjasama, dan
pembangunan ekonomi, dan sosial internasional), Sekretariat (yang berfungsi menyediakan studi, informasi,
dan fasilitas yang dibutuhkan PBB), Mahkamah Internasional (badan yudisial utama), dan Dewan
Perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa (tidak aktif semenjak tahun 1994).
Lembaga-lembaga khusus yang berada di bawah Sistem PBB meliputi Grup Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia, Program Pangan Dunia, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, dan Dana Anak-anak
PBB.
Indonesia resmi menjadi negara anggota Perserikatan
Bangsa Bangsa ke-60 pada tanggal 28
September 1950, yang ditetapkan dengan Resolusi Majelis Umum PBB nomor A/RES/491 (V) tentang "penerimaan
Republik Indonesia dalam keanggotaan di Perserikatan Bangsa Bangsa",kurang
dari satu tahun setelah pengakuan kedaulatan Indonesia olehBelanda dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag (23 Agustus - 2 November, 1949).
3. Kerjasama
Bilateral
a) Kerjasama
Indonesia-Jepang
Bidang Politik
Hubungan pada tingkat diplomatik didasarkan pada perjanjian perdamaian
antara republik Indonesia dan Jepang bulan januari 1958. Sejak saat itu
hubungan bilateral kedua negara berlangsung baik, akrab dan terus berkembang.
Eratnya hubungan bilateral Indonesia dan Jepang terlihat pada persetujuan yg
ditandatangani maupun pertukaran nota oleh kedua pemerintah, yang pada dasarnya
memberi landasan yang lebih kuat bagi kerja sama diberbagai bidang. Persetujuan
itu diantaranya :
a. Treaty of amity and commerce – tanggal 1 juli 1961 di tokyo
b. Perjanjian hubungan udara – tanggal 23 januari 1962 di tokyo
c.
Kerjasama dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi – tanggal 12 januari
1981 di jakarta
d. Perja njian penghindaran pajak berganda – tanggal 3 maret 1982 di tokyo
Sejak tahun 1966 sampai sekarang sekitar 200 pertukaran nota
yang menyangkut kerja sama bidang perikanan pertanian, kehutanan, peningkatan
produksi pangan dan bantuan keuangan Jepang. Antara kedua negara juga terjalin
kerja sama erat sebagai sesama anggota organisasi/forum regional dan
internasional seperti PBB, ESCAP, APEC & ASEM. Dalam rangka kerja sama
regional ASEAN, Jepang salah satu mitra dialog utama dan anggota ARF . dan
meskipun dalam suasana kritis Jepang tetap menganggap indonesia sebagai
stabilisator kawasan Asia Tenggara.
Pentingnya hubungan Indonesia-Jepang juga tercermin dari besarnya
perwakilan kedua negara di Tokyo dan Jakarta. Kedutaan besar Jepang diJakarta
termasuk perwakilan Jepang dinegara lain, demikian juga halnya dengan KBRI
Tokyo yang merupakan salah satu KBRI terbesar.
Bidang Ekonomi
Sejak
kolonial Jepang di Indonesia berakhir, kedua negara tersebut menjalin kerja sama. Bangsa Jepang memandang
kedudukan Indonesia sangat penting di Kawasan Asia Tenggara, sebagai sumber
keanekaan bahan mentah industri dan sebagai sumber pemasaran hasil industri. Oleh
karena itu, tiap tahunnya Jepang:
1) mengimpor aneka hasil pertanian, seperti karet alam, kopi, kapuk, kopra,
minyak sawit dan kayu;
2) mengimpor aneka mineral, seperti minyak dan gas bumi, timah, nikel,
bauksit, tembaga, mas, dan lain-lainnya dari Indonesia. Ke Indonesia, Jepang
mengekspor barang-barang industri yang belum dibuat di Indonesia, seperti aneka
mesin kendaraan bermotor, aneka mesin untuk pabrik, dan barang-barang modal
lainnya.
Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor
Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$23.6 milyar (statistic
pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$6.5 milyar
sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007). Kerjasama antara Jepang
dengan Indonesia juga ditingkatkan melalui JIEPA (Japan Indonesia Economic
Partnership Agreement), yakni kerjasama perdagangan dan penanaman modal yang
diberlakukan sejak 1 Juli 2008. JIEPA memberikan kesempatan untuk melakukan
perdagangan ekspor-impor antara Jepang – Indonesia dengan tarif yang rendah.
Perjanjian ini diharapkan nantinya akan meningkatkan hubungan perdagangan
antara Indonesia dan Jepang. Makna utama JIEPA adalah manfaat langsung
perdagangan seperti Ihwal pembebasan tarif, secara keseluruhan mencapai sekitar
92 persen yang berlaku bagi produk industri mineral dari yang diekspor
Indonesia ke Jepang, menyusul produk pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Bidang pendidikan
Jepang
dianggap sebagai salah satu negara penting yang berperan dalam meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia. Pasalnya, banyak mahasiswa-mahasiswa Indonesia
yang menuntut ilmu di Jepang. Sebagian besar mahasiswa ini menuntut ilmu secara
cuma-cuma berkat kerjasama internasional Indonesia dan Jepang. Pemerintah
Jepang menyelenggarakan program beasiswa yang disebut dengan Monbukagakusho
bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia. Mahasiswa Indonesia yang belajar di
Jepang melalui program beasiswa ini tercatat sebanyak 469 orang, sekitar 47,23%
dari total jumlah mahasiswa Indonesia di Jepang.
Selain
itu, kerjasama internasional di bidang pendidikan dengan Jepang juga disokong
dengan program beasiswa OECF atau STAID, yang dana pendidikannya dibiayai oleh
pemerintah Indonesia sendiri. Sebanyak 4,43% mahasiswa Indonesia di Jepang
menuntut ilmu melalui program beasiswa ini. Adapun sisanya yakni 48,34%
mahasiswa Indonesia di Jepang menuntut ilmu dengan biaya dari
perusahaan-perusahaan tempatnya bekerja di Indonesia, biaya dari
program-program beasiswa lembaga swasta Jepang, dan biaya pribadi. Para mahasiswa
Indonesia yang belajar di Jepang, baik melalui program-program /kerjasama
internasional/ maupun dana pribadi, sebagian besar mengambil bidang studi
teknik. Banyak dari mereka yang datang ke Jepang untuk mempelajari ilmu
pertanian, teknik mesin, bioteknologi, aeronautical, electronic engineering,
computer and information science, dan geoteknologi. Selain bidang studi
tersebut, bidang studi ilmu ekonomi, pendidikan, ilmu sosial, politik, serta
bahasa dan sastra juga cukup banyak diminati.
Tidak
hanya program beasiswa, program kerjasama internasional Indonesia dan Jepang di
bidang pendidikan juga berupa bantuan dana untuk pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan. Dana ini disalurkan melalui sebuah badan kerjasama
internasional Jepang yang disebut JICA (Japan International Cooperation
Agency).
Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kerjasama Bilateral antara Jepang
dengan Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Faktor pendukung
Jepang dan Indonesia sama-sama memiliki kepentingan yang sama. Bagi Indonesia, dapat
meningkatkan akses pasar barang dan jasa, peningkatan investasi jepang di
Indonesia, serta sumber bantuan luar negeri bilateral terbesar. Sedangkan bagi
jepang, berkepentingan memperluas akses pasar bagi produknya serta mempererat
hubungan kerjasama dan saling ketergantungan.
b. Faktor penghambat
Histori Indonesia yang pernah menjadi negara jajahan Jepang. Namun,
beberapa usaha Jepang dalam memberikan bantuan kepada Indonesia telah berhasil
memperbaiki lagi hubungan Indonesia dengan Jepang. Kehadiran Doktrin Fukuda
yang memperlihatkan betapa Jepang ingin menjadi Negara yang bersahabat juga
memiliki peran penting dalam hal ini. Doktrin ini dipelopori oleh perdana
menteri jepang pada tahun 1977, Takeo Fukuda, yang dikenal dengan diplomasi “dari
hati ke hati”
b) Kerjasama
Indonesia-Amerika Serikat
Bidang Ekonomi
Dalam
bidang ekonomi, Amerika Serikat memberikan bantuan pinjaman uang dalam jangka
panjang dengan bunga lunak. Dalam bidang perdagangan dilakukan ekspor dan
impor di antara kedua negara. Indonesia dari Amerika Serikat mengimpor mobil,
mesin-mesin, pesawat terbang, senjata, bahan kimia, makanan dalam kaleng, dan
alat-alat elektronika. Sementara Amerika Serikat dari Indonesia mengimpor
bauksit, timah, minyak bumi, karet, lada, tapioka, kina, kelapa sawit, dan
rempah-rempah. Kerja sama dalam bidang teknologi, terutama komunikasi. Indonesia
membeli Satelit Palapa dari Amerika Serikat dan sekaligus diluncurkan, sehingga hubungan melalui TV di seluruh
Indonesia lancar, berita-berita dari luar negeri dapat diketahui.
Pemerintah Amerika Serikat
juga mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang terdapat di
Indonesia. Di antaranya melalui proyek Indonesia Marine and Climate Support
(IMACS) dan Proyek Marine Protected Areas Governance (MPAG). capaian signifikan
Proyek IMACS adalah penguatan pengelolaan perikanan berkelanjutan dan
peningkatan kapasitas untuk mengurangi praktik-praktik perikanan ilegal yang
tidak dilaporkan dan tidak diatur.
Bidang pendidikan
Sejak
tahun 1952, kerjasama internasional antara Indonesia dan Amerika Serikat di
bidang pendidikan telah dimulai. Bentuk dari kerjasama internasional ini adalah
masuknya program beasiswa Fulbright yang memberi beasiswa pada insan-insan
pendidikan Indonesia untuk mengecap pendidikan yang lebih tinggi di
universitas-universitas di Amerika Serikat. Selain itu, program beasiswa
Fulbright yang dilaksanakan oleh lembaga AMINEF (American Indonesian Exchange
Foundation) ini juga memiliki program khusus bagi tenaga pendidik dan calon
tenaga pendidik Indonesia. Fulbright dan AMINEF bahkan memiliki program
kerjasama internasional khusus untuk orang-orang Papua terkait dengan
berdirinya Freeport di provinsi timur Indonesia tersebut.
Gambar 2 USAid Lembaga
Donor dari Amerika Serikat
Kerjasama
internasional dengan Amerika Serikat juga terbentuk melalui penandatanganan
kesepakatan MOU USINDO di bidang sosial, kebudayaan, dan pendidikan. Sejalan
dengan MOU tersebut, USINDO kemudian memberi kesempatan bagi diplomat-diplomat
Indonesia di Amerika Serikat untuk mengecap pendidikan di negara adidaya
tersebut. Tidak hanya itu, USINDO juga secara sukarela menyediakan tenaga
pendidik untuk mengembangkan program pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia.
Menindaklanjuti kerjasama internasional tersebut, lahirlah MOU Peace Corps yang
ditandatangani Indonesia dan Amerika Serikat. Atas nama MOU tersebut, Amerika
Serikat mengirimkan tenaga pengajar sukarela ke Jawa Timur untuk mengajarkan
dan melakukan pelatihan pengajaran Bahasa Inggris bagi guru-guru mata pelajaran
tersebut. Ternyata, kerjasama internasional kedua negara melalui MOU Peace
Corps tersebut berjalan lancar dan mendapat sambutan baik dari para praktisi
pendidikan Indonesia (khususnya di Jawa Timur). Hingga tahun 2012 ini, jumlah
tenaga pendidik sukarela dari Amerika Serikat semakin bertambah dan sasarannya
pun meluas, tidak hanya fokus pada institusi-institusi pendidikan di Provinsi
Jawa Timur, tetapi mulai menyebar ke provinsi-provinsi lain.
Bidang Pertahanan
Pada aspek pertahanan dan
militer Indonesia dan Amerika bekerja sama untuk memperbanyak program
peningkatan kualitas SDM militer sebagaimana pada pengadaan persenjataan, pertukaran personil, pertukaran tenaga ahli, pelatihan bahkan
perdagangan bidang pertahanan dan mesin perang
Indonesia. Selain itu, Kementerian Pertahanan Indonesia mengadakan
kerjasama dengan Defense Institution Reform Initiative (DIRI) Amerika Serikat
untuk meningkatkan pertahanan Indonesia di tahun 2015. Hal ini bertujuan untuk
mempererat kerjasama antara kedua negara di bidang pertahanan dalam rangka
peningkatan confidence building measures dan peningkatan sistem pertahanan
Indonesia. Program DIRI telah membuka manfaat bagi pengembangan manajemen
pertahanan, mulai dari tingkat strategis sampai dengan teknis. Tim DIRI juga
telah memberikan berbagai masukan mengenai International Best Practises dalam
bidang pertahanan.
Bidang kesehatan
Kerjasama Indonesia-Amerika di bidang
kesehatan bertujuan untuk memperkuat kerja sama dan saling pengertian dalam
menghadapi tantangan di bidang kesehatan masyarakat di antaranya adalah
akreditasi internasional rumah sakit di Indonesia, sertifikasi halal produk obat,
kunjungan kapal rumah sakit USS Mercy sebagai bagian dari program Pacific
Partnership tahun 2012, peresmian Asosiasi Biorisiko Indonesia baru-baru ini,
serta Global Health Initiative, sebuah program pengawasan holistik kegiatan
Amerika Serikat di bidang kesehatan di Indonesia.
D. DAMPAK KERJASAMA ANTAR NEGARA
a. Dampak Ekonomi Antar Negara
Terhadap Perekonomian
1) Memperkuat posisi perdagangan suatunegara
2) Membantu meningkatkan daya saing ekonomi
3) Menjalin hubungan dagang yang adil dan
transparan
4) Persengketaan diselesaikan dengan mekanisme yang
jelas
b. DAMPAK POSITIF KERJASAMA EKONOMI ANTAR NEGARA
1) Meningkatkan Keuangan Negara
2) Membantu Meningkatkan Daya Saing Ekonomi
3) Meningkatkan Investasi
4) Menambah Devisa Negara
5) Memperkuat Posisi Perdagangan
c. DAMPAK NEGATIF KERJASAMA EKONOMI ANTAR NEGARA
1) Ketergantungan dengan Negara Lain
2) Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi
Indonesia
3) Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia
4) Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif
Sumber Pustaka
6. http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/08/Pengertian-karakteristik-masyarakat-ekonomi-asean.html
izin copy
BalasHapus